Halaman

Selasa, 13 Juli 2010

PADANG BULAN (sebuah buku terbaru Andrea Hirata)



Jika dikatakan bahwa novel ini (dwilogi Padang Bulan dan Cinta di Dalam Gelas) untuk mejawab rasa penasaran sebagian besar pembaca karena kisah di dalam Maryamah Karpov tidak tuntas memang ada benarnya. Novel kedua yang berjudul Cinta di Dalam Gelas menurutku justeru lebih pantas diberi judul tersebut. Di novel inilah sepak terjang Maryamah digambarkan dengan jelas bukan hanya sekilas seperti dalam Maryamah Karpov

Jika dibandingkan dengan tetralogi sebelumnya, dwilogi ini terasa lebih nakal. Andrea membebaskan dirinya untuk bermain-main dengan bahasa yang lebih berani. Ini bisa dimaklumi mengingat spirit awal penulisan tetralogi Laskar Pelangi adalah sebagi persembahan kepada guru tercinta mereka Bu Muslimah. Sedangkan dwilogi ini sepertinya memanfaakan momentum dan latar Laskar Pelangi sebagai dasar cerita saja sehingga Andrea memiliki sedikit beban moral untuk bersantun dalam bahasa.

Novel ini masih mengusung tema pergulatan seseorang yang tidak kenal menyerah dalam mengatasi kesulitan hidup. Dia yang sudah miskin secara struktural menjadi lebih terhimpit lagi ketika nasib tidak berpihak kepada dirinya. Ketika sandaran hidup mereka justru menginggalkan mereka maka dialah yang harus berjuang untuk melepaskan atau menahan himpitan kemiskinan tersebut.

Hebatnya diantara pergulatan melawan himpitan kemiskinan tersebut dia masih memiliki resolusi hidup atau semacam life list (hal-hal penting yang ingin mereka capai dalam hidup) yang justeru melampaui status/kondisi sosialnya. Bayangkan seorang penambang timah tradisional memiliki keinginan dan kegigihan yang tinggi untuk belajar Bahasa Inggris. Meskipun untuk itu dia harus menempuh jarak sejauh 100 km di akhir pekan ke tempat kursus.

Kesan yang mendalam dan mengaduk-aduk emosi justru kita temukan di awal, Mosaik 1 yang berjudul Lelaki Penyayang. Dari sebuah narasi menggelikan yang membuat kita terkekeh (terutama jika kita pernah menaksir lawan jenis di usia remaja) berakhir dengan tragedi menyedihkan yang mebuat mata kita berkaca-kaca. Kejutan yang seharusnya menjadi saat paling membahagiakan bagi sebuah keluarga sederhana justeru berubah menjadi kejutan akibat malapetaka.

Kisah Enong (nama panggilam Maryamah) saja sebenarnya layak dijadikan tema sentral Padang Bulan. Sementara kisah cinta Ikal dangan A Ling justeru menjadikan novel ini terasa bertele-tele. Nampaknya Andrea hendak memuaskan pembacanya sekaligus. Pertama rasa penasaran pembaca tentang Maryamah. Yang kedua akhir dari kisah cinta Ikal dan A Ling.

Bagi mereka yang belum pernah membaca Laskar Pelangi beberapa bab/mosaik akan terasa membingungkan karena dia memakai alur balik. Beberapa bab/mosaik itu menceritakan saat-saat Ikal masih bersekolah di Sekolah Dasar.

Seperti yang dikatakan Andrea Hirata ini adalah novel kultural yang hendak memotret kehidupan orang Melayu (Belitong). Hal itu tergambar secara sempurna dalam novel kedua Cinta di Dalam Gelas. Orang Melayu yang memiliki budaya lisan sangat tinggi menemukan tempat yang pas untuk “melestarikan” budaya tersebut di warung kopi. Lihatlah bagaimana penasarannya seorang isteri tentang rasa kopi dari warung kopi yang katanya lebih enak dari kopi buatannya. Kemudian diam-diam dia membeli kopi dari warung kopi dan membawanya pulang dengan harapan suaminya tidak ngopi di warung. Tapi apa kata suaminya, kopi tersebut tidak seenak kopi buatan warung kopi.

Di novel kedua inilah Maryamah mendapatkan nama belakang Karpov karena memakai metode pertahanan permainan catur ala Anatoly Karpov. Maryamah memakai permainan catur sebagai medium perlawanan terhadap hegemoni atau kesewenang-wenangan beberapa orang (lelaki) terhadap dirinya di masa lalu. Kesewenang-wenangan yang mengakibatkan trauma berkepanjangan dalam hidupnya. Dengan kemenangan dari permainan catur itulah Maryamah mengusir trauma yang menghantui hidupnya sekian lama.

Minggu, 27 Juni 2010

Sebelum Cahaya




Satu lagi novel apik diterbitkan oleh Gagas Media. Judulnya, Sebelum Cahaya. Novel manis ini merupakan karya inspirasi dari lagu 'Sebelum Cahaya'-nya Letto. Ditulis oleh Karla M. Nashar dengan bahasa yang sangat menyentuh. Inilah cukilan novel tersebut:
"Enggar sayang, tahu nggak apa yang kulakukan kalau teringat kamu saat malam hari? Aku akan memandangi toples kaca yang aku bawa saat pindah dari pesisir kita. Masih ingat kan ceritaku tentang toples kaca itu? Aku mengisinya dengan enam genggam pasir dari pantai kita, dua macam kerang dan karang laut, sebuah bintang laut kemerahan yang kutemukan telah terdampar mati di pasir, serta sepotong ranting hanyut yang suka kamu pungut kalau kita sedang berjalan di pantai. Ehmm..., ternyata melihat pantai kita dalam toples kaca itu memang mujarab. Keajaiban cinta yang tersimpan di dalamnya telah berhasil membantuku melewati tahun-tahun berlalu tanpa kamu."
Di pesisir indah itu Enggar dan Mariena pertama kali bertemu, bertengkar, lalu jatuh cinta. Dan di pesisir indah itu juga mereka harus berpisah. Lalu waktu berlalu. Mereka bertemu kembali. Namun, Enggar telah berubah. Labirin kegelapan yang menyeliputinya kini, membuat sosok cowok itu menjadi pesimis.
"Dan ingatlah Enggar, apa pun yang terjadi, kamu akan selalu bisa pulang ke dalam hatiku." Itulah yang ingin Mariena lakukan. Meyakinkan Enggar untuk pulang ke dalam hatinya. Selamanya.
Itulah kilasan dari novel cinta yang mengharukan. Dan novel ini juga memuat pesan dari anggota Letto.
Noe, vokalis Letto: Saya sangat terkesan. Novel ini tidak sekadar menceritakan tentang bagaimana melihat cahaya, namun merasakan dan memahaminya sebagai sebuah spirit kehidupan. Siapa pun atau apa pun itu, sesungguhnya dapat kita jadikan sebagai cahaya hidup kita. Bacalah novel ini dan Anda akan tahu. Great!
Patub, gitaris Letto: Membaca novel ini saya langsung tahu bahwa novel ini tidak muncul begitu saja dari khayalan penulis, tapi dari intuisi hati yang tertuang di goresan-goresan yang luar biasa!
Ari, bassis Letto: Kesedihan, kegembiraan, kepedihan, tangisan, jeritan, pisuhan dan semua unsur sifat-sifat manusia bergolak dan teramu dengan baik dalam novel ini. Salut buat penulis!
Dedi, drummer Letto: Inilah novel biasa dengan alur dan setting yang biasa, namun diolah oleh seorang genius! Jujur, saya terbawa olehnya. (wong, sumber: gagasmedia.net)


........

Daun yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin



satu lagi buku baru yang terbit di bulan juni ini(2010), persembahan gramedia pustaka utama,
sebuah novel karya tere-Liye.

"Daun yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin"
____________________________________________________________


Dia bagai malaikat bagi keluarga kami. Merengkuh aku, adikku, dan Ibu dari kehidupan jalanan yang miskin dan nestapa. Memberikan makan, tempat berteduh, sekolah, dan janji masa depan yang lebih baik.

Dia sungguh bagai malaikat bagi keluarga kami. Memberikan kasih sayang, perhatian, dan teladan tanpa mengharap budi sekali pun. Dan lihatlah, aku membalas itu semua dengan membiarkan mekar perasaan ini.

Ibu benar, tak layak aku mencintai malaikat keluarga kami. Tak pantas. Maafkan aku, Ibu. Perasaan kagum, terpesona, atau entahlah itu muncul tak tertahankan bahkan sejak rambutku masih dikepang dua.

Sekarang, ketika aku tahu dia boleh jadi tidak pernah menganggapku lebih dari seorang adik yang tidak tahu diri, biarlah... Biarlah aku luruh ke bumi seperti sehelai daun... daun yang tidak pernah membenci angin meski harus terenggutkan dari tangkai pohonnya.

..........

Sabtu, 26 Juni 2010

cerita pendek tentang cerita cinta pendek

Jangan mencari kisah cinta yang berakhir happy ending di dalam buku ini. Cinta dilukiskan Djenar sebagai sesuatu yang memiliki banyak segi dan banyak arah. Para pelakunya pun bukan seperti Cinderella dan pangeran tampan. Mereka adalah karakter yang berkutat dengan kegetiran. Tokoh-tokoh perempuannya adalah steel magnolia yang mengakhiri kisah cinta tidak dengan kalimat... and they live happily ever after. Pengkhianatan, perselingkuhan, perbedaan orientasi seksual, pelecehan seksual, penganiayaan anak, diangkat Djenar dalam beberapa cerpennya.

seperti yang terlihat di beberapa bagian cerpennya berikut ini :

"Waktu terasa berhenti,dalam diam panjang keharuan kami, tak ada kata yang bisa terucap lagi,selain nyeri, selain bingung yang ajaib, selain harapan yang mulai raib, Ada segurat lega yang menyeruak kedalam dada, sisanya hampa.Betapa sulitnya menerima kenyataan yang sama sekali tidak bahagia, sulit sekali mencari jalan keluar, walau kejujuran sudah mengubur dusta, saya dan ia tak berdaya "
(halaman 5)

"saya benar-benar tak ingin pulang sekarang,walau pun saya sendirian,saya tak ingin mengubur kenangan, saya datang untuk menghadapi luka. menghadapi nyeri, menghadapi sesal yang tak akan saya alami, andai, malam itu saya tidak pulang, andai malam itu kami membiarkan waktu berjalan. membiarkan dua malam menjadi tiga malam, dan tiga malam menjadi tiga malam-malam ke depan yang tak harus,
Yang tak sunyi "
(THREE MORE DAY : Halaman 23)

Tidak cukup dengan menulis, Djenar pun membuat sketsa untuk mengekpresikan pikiran dan kegelisahannya.


Buku ini diperuntukkan bagi pembaca dewasa dengan pikiran dan hati terbuka untuk melihat bahwa ada sisi-sisi lain yang tak semuanya bahagia dan baik-baik saja di dunia ini.

well,..met berburu bukunya...
:)

Jumat, 25 Juni 2010

SHREK 4 FOREVER AFTER


SHREK 4

Dari bukan Monster hingga jadi Monster, sepertinya itu adalah slogan yang sesuai bagi episode terakhir dalam film animasi Shrek. Walaupun penggemar tampaknya merasa sedih karena harus mengucapkan selamat tinggal pada karakter monster lucu dan dicintai dalam film animasi ini, alur cerita dalam Shrek Forever After cukup bagus dan penataan latar panggung yang hidup.

Rahasia resep utama film Shrek adalah kemampuannya yang luar biasa untuk menarik kalangan dari segala usia. Meninggalkan sesuatu bagi semua penonton dan dengan sempurna menggabungkan antara sesuatu yang jenaka dan lelucon. Setelah sukses menelurkan beberapa episode terdahulu, film ini mengambil satu langkah lebih lanjut, membuat alur cerita lebih sederhana dan bisa dimengerti.

Film ini mengeksplorasi tantangan kehidupan nyata di mana kebanyakan orang dapat menilainya dengan — menyesuaikan kedewasaan dan tanggung jawab yang diemban, berevolusi dan mengubah kepribadian dan impian Anda, dan lain-lain.

Shrek, yang kini adalah pria kaya berkeluarga dan seorang ayah, menjadi semakin bosan dengan hidupnya yang tampak biasa-biasa saja. Setiap hari bagaikan adegan dari Groundhog Day, menyatu dengan berikutnya. Dalam harapan menghidupkan kembali karakter “monster aslinya” di masa lalu dalam sehari, dia menandatangani sebuah pakta ganda dengan si Rumpelstiltskin gila yang pandai bicara dan tiba-tiba menemukan dirinya tersesat dalam sebuah tempat asing bernama Far Far Away. Apakah dia bisa mendapatkan teman-temannya kembali dan kembali ke kehidupan damai di rawa-rawa?

Rumpelstiltskin (Walt Dohrn) dan si kucing gendut Puss in Boots bermain sangat menonjol, namun semua keluarga Shrek membuat penampilan cameo yang mudah diingat, termasuk Tiga Babi Jerman kecil, Pinocchio, dan Gingy yang manis. Dan siapa yang akan mengira bahwa Shrek, Fiona, dan anak-anak mereka bukan hanya keluarga raksasa satu-satunya yang tinggal di Far Far Away? Kita akan bertemu dengan raksasa yang lebih besar, lebih hijau, dan jahat, termasuk si koki chimichanga (Craig Robinson) dan Brogan, tangan kanan Fiona (Jon Hamm).

Dikeluarkan untuk pertama kalinya dalam versi 3-D, Shrek Forever After akan mengagumkan dan menginspirasi, dan membuat Anda merasa seperti Anda kembali ke usia 5 tahun lagi. Kualitas gambar yang realistis dan dinamis benar-benar memperluas nuansa film dan membuat Anda merasa seolah-olah Anda adalah salah satu karakter dalam dunia fantasi Shrek.

Biasanya sekuel berakhir mengecewakan, namun di film ini kisah Shrek berakhir dengan pujian, lengkap dengan alur cerita yang menarik, pembentukan karakter yang bagus, animasi yang luar biasa, dan kaya lelucon. Rasanya sudah tidak sabar menunggu film ini rilis hingga tahun depan

SO...selamat menonton..;0

Rabu, 23 Juni 2010

Letters to juliet

Film berdurasi 105 menit ini bisa menjadi tontonan ringan yang menghibur. Sesekali kita akan tersenyum menyaksikan keangkuhan dari seorang pria muda Inggris yang aristokrat namun kadang konyol, sesekali juga akan terlihat adegan yang menyentuh.

Kita tidak mungkin selamanya terus mencari karena pada akhirnya akan sampai pada satu titik dimana kita harus berhenti’. Penggalan kalimat tersebut adalah ungkapan ketika pencarian tak kunjung menemukan hasil.

Namun untungnya, sebelum sampai pada titik tersebut, Claire Smith-Wyman berhasil menemukan cinta sejatinya yang telah terpisah selama 50 tahun.

Pencarian bermula ketika Sophie Hall seorang pemeriksa fakta yang bekerja di majalah the New Yorker mengadakan perjalanan pra bulan madu bersama Victor, tunangannya yang bekerja sebagai seorang chef ke Verona, Italia. Sayang dalam perjalanannya, Victor lebih disibukkan dengan urusannya sendiri mencari pemasok bagi restoran miliknya yang akan segera dibuka.

Terpaksa, Sophie harus menikmati liburan sendirian. Akhirnya Sophie sampai ke rumah yang diduga menjadi tempat tinggal Juliet Capulet, tokoh dalam novel tragedi Romeo and Juliet, karya William Shakespeare dan membawanya bertemu dengan sekelompok perempuan yang menamakan diri sebagai Sekretaris Juliet.

Sekretaris Juliet bekerja untuk membalas surat-surat yang ditulis oleh para gadis yang sedang mengalami masalah percintaan. Dengan menulis surat kepada Juliet dan menempelkan di dinding rumahnya, mereka berharap mendapat inspirasi dan keajaiban untuk kisah cinta mereka.

Untuk mengisi kekosongan, Sophie yang akhirnya terlibat dengan kelompok tersebut dan secara tak sengaja menemukan sepucuk surat yang ditulis oleh Claire. Sophiepun membalas surat itu. Tak disangkanya, surat balasan tersebut menginspirasi Claire untuk mencari Lorenzo, cinta sejatinya yang ia tinggalkan 50 tahun yang lalu.


Bersama dengan cucunya, Charlie, Claire terbang dari London menuju ke Italia dan bertemu dengan Sophie. Sang cucu sempat menumpahkan kekesalannya terhadap Sophie yang penyebab perjalanan jauh mereka. Charlie menganggap perjalanan sang nenek adalah sia-sia.

Setelah beberapa waktu melalui kebersamaan, kekesalan Charlie berubah menjadi rasa suka. Namun ia tak berani mengungkapkan kepada Sophie, karena sadar jika gadis pujaannya tersebut telah bertunangan.

Claire memang berhasil menemukan Lorenzo dan keduanyapun akhirnya menikah. Lalu bagaimana kisah cinta Charlie dan Sophie Hall selanjutnya. Haruskah mereka menunggu lama untuk bersatu, seperti yang pernah terjadi pada sang nenek?

Cerita diatas adalah sinopsis dari film berjudul Letters To Juliet. Film komedi romantis ini layak untuk ditonton oleh pasangan yang sedang menjalin cinta. Selain jalan ceritanya yang pas, dan tidak lebay, akting dari pemainnya pun enak untuk dinikmati. Selain itu, film ini juga dihiasi oleh lagu-lagu romantis yang enak didengar.

Vanessa Redgrave bermain sangat matang. Ia menunjukkan kelasnya sebagai satu-satunya aktris Inggris yang pernah meraih penghargaan besar sekaligus Academy Award, Golden Globe dan Emmy Award. Pemain muda seperti Amanda Seyfried dan Christopher Egan yang bermain cukup lumayan di film ini masih harus banyak belajar dari Redgrave.

Film berdurasi 105 menit ini bisa menjadi tontonan ringan yang menghibur. Sesekali kita akan tersenyum menyaksikan keangkuhan dari seorang pria muda Inggris yang aristokrat namun kadang konyol, sesekali juga akan terlihat adegan yang menyentuh.

Film besutan sutradara Charlotte’s Web, Gary Winick ini telah dirilis di Amerika dan sejumlah negara lainnya pada 14 Mei 2010 lalu. (by)

Letters To Juliet
Jenis fiilm: komedi romantis
Sutradara: Gary Winnick
Pemain: Amanda Seyfried, Chris Egan, Vanessa Redgrave
Durasi: 105 menit


Selasa, 22 Juni 2010

Yuk me-review

Review, melihat kembali,Resensi, membedah
dari sinilah
dan di sinilah
kita mulai

yuk meresensi.